NIM : A1C112016
1. Jelaskan kemungkinan
terbentuknya ikatan rangkap tiga pada lemak / minyak tak jenuh ?
2. Jelaskan bagaimana proses pencucian
menggunakan pelarut organik bebas air?
3. Bagaimana cara kerja indra
pengecap (lidah) sehingga menimbulkan cita rasa manis khususnya pada fruktosa ?
4. Jelaskan hubungan hormon
oksitoksin dengan signal gelombang alfa (α) dan teta (θ) yang dikeluarkan oleh
otak ?
5. Jelaskan bagaimana sifat basa
dapat dihasilkan oleh gugus OH pada sakarida (C12H22011)
?
JAWABAN :
1. Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak yang mempunyai lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Dapat
terbentuknya ikatan rangkap 3 pada lemak tak jenuh ini dapat terjadi apabila
lemak tak jenuh mengalami reaksi halogenasi dan kemudian dilanjutkan
dengan reaksi dehidrogenasi yang juga mengalami reaksi eliminasi
seperi yang terjadi pada Alkuna yang yang dihasilkan dengan alkane yang
tereleminasi. Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi
molekul-molekul lain di mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi
eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari
ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).
Halogenasi itu sendiri diambil dari kata halogen yaitu
anggota yang merupakan golongan unsur yang sangat aktif yang terdiri dari
flourin, bromin, iodin, klorin, arau asatin yang memiliki sifat kimia yang
sama. Halogen sendiri merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon
(C=C) pada senyawa alkena seperti etena dengan memiliki unsur-unsur halogen
seperti klorin, iodin, dan bromin. Pada proses halogenasi tersebut prosesnya
yaitu pemasukan proses halogen kedalam senyawa-senyawa organic, baik secara
adisi atau penambahan maupun secara subsitusi atau penggantian.
Kemudian
pada tahap kedua yaitu dehydrogenesis dimana reaksi ini merupakan
reaksi balik atau pelepasan hydrogen dari sebuah molekul. Dari kedua reaksi ini
kita dapat membentuk ikatan rangkap 2 pada lemak tak jenuh menjadi rangkap 3.
Mekanisme
proses terbentuknya ikatan rangkap dua menjadi ikatan rangkap tiga pada minyak
dan lemak tak jenuh. Awalnya yaitu lemak tak jenuh direaksikan dengan Br2,
dimana ikatan Br-Br akan menyerang C, yang akan menyerang C adalah Br(o-)
karena Br bersifat nikleofelik sehingga H akan tergantikan dengan H.
Kemudian tahap yang kedua adalah reaksi Dehidrogenasi
dimana gambaran sekilasnya lemak tak jenuh yang pada tahap pertama tadi
direaksikan kembali dengan larutan KOH. Sehingga atom K akan mengambil atom Br
pada lemak tak jenuh dilihat dari atom K pada KOH akan menyerang atom Br dan
itu mengakibatkan rantai dari atom Brtadi putus dan bertumpang tinggi pada atom
C sehingga ikatan C yang pada awalnya rangakap 2 menjadi rangkap 3karen ikatan
Br terputus, otomatis setelah ikatan C menjadi rangkap tiga, C yang dapat
mengikat atom H akan stabil dikarenakan memiliki 5 tangan sedangkan seharusnya
atom c akan stabil bila memiliki 4 tangan. Sehingga atom H akan dapat
diputuskan agar Cpada lemak tak jenuh ini akan stabil. Maka dapat terbentuklah
ikatan rangkap 3 pada lemak tak jenuh, kemudian H yang terputus tadi akan
berkaitan dengan OH menjadi air(H2O).
2. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspense sudah dibawa oleh air bersih. Sedangkan
detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu
pembersihan.
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini
disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan
untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun
mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen
CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka
air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat
hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar : CH3(CH2)16
(larut dalam miyak, hidrofobik, memisahkan kotoran non polar )
Polar : COONa+ (larut dalam air, hidrofilik, memisahkan
kotoran polar )
Proses
penyabunan menggunakan pelarut organik bebas air disebut dengan dry cleaning.
Proses pencucian secara dry clean berbeda dengan proses mencuci pada umumnya.
Jika biasanya mencuci itu menggunakan sabun (deterjen) dan air, untuk proses
dry clean tidak menggunakan air. Dry Clean biasa disebut juga dengan cuci
kering. Namun pada pelaksanaanya, pencucian secara dry clean tidak benar-benar
pencucian secara kering. Dalam proses dry clean memang tidak menggunakan air,
akan tetapi menggunakan cairan solvent. Ada banyak sekali jenis solvent
diantaranya alkohol, methanol, bensin, PCE dan lain sebagainya. Solvent yang
sering digunakan dengan kualitas terbaik untuk proses pencucian secara dry clean
adalah PCE (perchloroethylene).
Bahan kimia utama dalam Dry Clean adalah PCE ( Perchloroethylene) sejenis solvent yang digunakan khusus untuk pencucian linen, ada beberapa jenis solvent tetapi bukan digunakan untuk pencucian linen/kain, seperti methanol, ethanol, bensin, alkohol,dll. PCE merupakan bahan yang cocok digunakan dalam proses Dry Cleaning? Karena PCE lebih tidak mudah terbakar, dan paling mudah mengering tanpa meninggalkan bau, seperti zat-zat solven lainnya. Satu-Satunya Bahan Kimia yang dapat dan tepat digunakan dalam proses Dry Cleaning.
3. Lidah merupakan bagian tubuh
penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon
rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam
rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.
Lidah
terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan
keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi
bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian
atas lidah. Bila lidah digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya
yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian dasar mulut. Bagian anterior
lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan
bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.
Lidah
ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar
dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam
dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut
papilla.
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan
sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada
mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat
mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam, dan umami.
Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan oleh monosodium
glutamate (MSG). Dan glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang
difermentasi.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asan, dan
asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri
itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya
dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus
sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan
yang berbeda-beda. Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa
yang berbeda-beda juga. Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk.
Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglusus (saraf
otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum” yang
menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan,
suhu dan sebagainya.dan “rasa pengacap khusus” yang menyangkut rasa yang khusus
suatu makanan.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian
anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat
saraf cranial kelima, sementara impuls bagian indra pengecap bergerak
dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu
dengan saraf cranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf cranial
kesembilan,saraf glossofaringeal, membawa baik impuls perasaan umum maupun
impuls perasaan khusus, dari sepertiga posterior lidah. Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di
dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap,
rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya,
otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu
jenis makanan atau minuman
4.
Hormon
Oksitosin diproduksi di hipotalamus, jauh di dalam otak kita, dan disimpan di
hipofisis posterior, sang kelenjar utama, dan akan disekresikan secara
pulsatil. Oksitosin disekresi dalam jumlah besar saat hamil, berfungsi untuk
meningkatkan penyerapan nutrisi, mengurangi stres, dan menghemat energi dengan
membuat ibu hamil lebih mudah mengantuk. Oksitosin juga menyebabkan
rahim berkontraksi berirama.Kadar hormon oksitosin mencapai puncaknya saat
persalinan dengan adanya stimulasi dari reseptor vagina akibat adanya
peregangan saat bayi melewati vagina. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon
ini menurun secara bertahap. Karena fungsi oksitosin dalam persalinan itu
sendiri antara lain:
-
Merangsang dan Meningkatkan kontraksi
-
Mencegah perdarahan
- Meningkatkan
ikatan batin antara ibu dan bayinya
Gelombang Beta ( Waspada, Konsentrasi ) : Kondisi gelombang otak Beta (13-30
Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak
Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi,
dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk
produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas
lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.
Gelombang Alpha ( Kreativitas, Relaksasi,
Visualisasi ) : Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan
dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan
perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan,
memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas
kita.
Jika kita tinjau dari hormone
oksitosin, Hormone ini akan mengantarkan pesan / sinyal ke otak
melalui Neurotransmiter. Dimana Neurotransmiter adalah senyawa
organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.Neurotransmiter
terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan
dengan datangnya potensial aksi. Sehingga neuron pada otak
berinteraksi menghasilkan gelombang listrik yang berupa gelombang otak alfa dan
gelombang otak theta.
Dapat di contohkan hubungannya pada saat seorang ibu
sudah melahirkan dan sebelum melahirkan pasti akan mengalami rasa cemas dan
stres yang begitu tinggi, untuk menghilangkan rasa cemas dan strees tersebut
dengan menggunakan fungsi hormon oksitosin. Bahwa fungsi hormone oksitosin
yaitu sebagai neurotrasnmiter. Bagian yang menghubungkan satu neuron(sel saraf)
dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu presinapsis dan post sinapsis. Neurotransmitter adalah suatu zat kimia
yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk menghantarkan
impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain. Neurotransmitter
berhubungan dengan alpha dan tetha sehingga oksitosin berhubungan dengan alpha
dan tetha. Neurotransmitter membawa membawa gelombang alpha dan tetha dimana
fungsi dari alpha yaitu agar ketika proses persalinan tetap merasakan sehat dan
segar sehingga ibu yang melahirkan akan tetap baik sedangkan tetha memiliki
fungsi agar seorang ibu yang melahirkan mengalami mimpi secara sadar.
5. Karbohidrat berasal dari hidrat suatu karbon merupakan
polihidroksi-aldehid (-C=O) polihidroksi–keton (-C-C=O(COH) Karbohidrat
merupakan senyawa-senyawa polihidroksil yang mengikat gugus karbonil dalam
bentuk aldehid atau keton Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat
senyawa tersebut. Diketahui bahwa karbohidrat adalah senyawa kompleks yang
terdiri dari atom C,H, dan O yang berupa monosakarida, disakarida, odan
polisakarida dan berfungsi sebagai sumber tenaga dalam metabolisme.
Gugus karbonil dapat bertindak sebagai asam dan
bereaksi nukleofil. Hal ini dapat terjadi karena gugus karbonil bersifat polar.
Gugus karbonil dapat pula bertindak sebagai basa Lewis, meskipun kebasaannya 10
sampai 10 kali kurang basa dari pada nitrogen suatu amina.
Berdasarkan konsep teori asam -basa
Brønsted–Lowry Sifat basa (-OH) pada sakarida ini dapat dilihat dari
Sukrosa yang termasuk golongan Disakarida yang dihasilkan dari
reaksi glukosa dan fruktosa. Glukosa bersifat asam karena melepaskan H+ dan
fruktosa bersifat basa karena terdapat OH-, dimana dalam reaksi pembentukan
sukrosa ini OH- pada fruktosa akan menarik H+ pada glukosa sehingga
membentuk H2O.