Selasa, 15 Juli 2014

UAS KIMIA ORGANIK II

NAMA  : ICHA MARISSA NH
NIM      : A1C112016

  1.    Jelaskan kemungkinan terbentuknya ikatan rangkap tiga pada lemak / minyak tak jenuh ?
  2.    Jelaskan bagaimana proses pencucian menggunakan pelarut organik bebas air?
 3.  Bagaimana cara kerja indra pengecap (lidah) sehingga menimbulkan cita rasa manis khususnya pada fruktosa ?
  4.   Jelaskan hubungan hormon oksitoksin dengan signal gelombang alfa (α) dan teta (θ) yang dikeluarkan oleh otak ?
  5.    Jelaskan bagaimana sifat basa dapat dihasilkan oleh gugus OH pada sakarida (C12H22011) ?

JAWABAN :

  1. Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang mempunyai lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Dapat terbentuknya ikatan rangkap 3 pada lemak tak jenuh ini dapat terjadi apabila lemak tak jenuh mengalami reaksi halogenasi dan kemudian dilanjutkan dengan reaksi dehidrogenasi yang juga mengalami reaksi eliminasi seperi yang terjadi pada Alkuna yang yang dihasilkan dengan alkane yang tereleminasi. Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).

Halogenasi itu sendiri diambil dari kata halogen yaitu anggota yang merupakan golongan unsur yang sangat aktif yang terdiri dari flourin, bromin, iodin, klorin, arau asatin yang memiliki sifat kimia yang sama. Halogen sendiri merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon (C=C) pada senyawa alkena seperti etena dengan memiliki unsur-unsur halogen seperti klorin, iodin, dan bromin. Pada proses halogenasi tersebut prosesnya yaitu pemasukan proses halogen kedalam senyawa-senyawa organic, baik secara adisi atau penambahan maupun secara subsitusi atau penggantian.

Kemudian pada tahap kedua yaitu dehydrogenesis dimana reaksi ini merupakan reaksi balik atau pelepasan hydrogen dari sebuah molekul. Dari kedua reaksi ini kita dapat membentuk ikatan rangkap 2 pada lemak tak jenuh menjadi rangkap 3.
Mekanisme proses terbentuknya ikatan rangkap dua menjadi ikatan rangkap tiga pada minyak dan lemak tak jenuh. Awalnya yaitu lemak tak jenuh direaksikan dengan Br2, dimana ikatan Br-Br akan menyerang C, yang akan menyerang C adalah Br(o-) karena Br bersifat nikleofelik sehingga H akan tergantikan dengan H.
Kemudian tahap yang kedua adalah reaksi Dehidrogenasi dimana gambaran sekilasnya lemak tak jenuh yang pada tahap pertama tadi direaksikan kembali dengan larutan KOH. Sehingga atom K akan mengambil atom Br pada lemak tak jenuh dilihat dari atom K pada KOH akan menyerang atom Br dan itu mengakibatkan rantai dari atom Brtadi putus dan bertumpang tinggi pada atom C sehingga ikatan C yang pada awalnya rangakap 2 menjadi rangkap 3karen ikatan Br terputus, otomatis setelah ikatan C menjadi rangkap tiga, C yang dapat mengikat atom H akan stabil dikarenakan memiliki 5 tangan sedangkan seharusnya atom c akan stabil bila memiliki 4 tangan. Sehingga atom H akan dapat diputuskan agar Cpada lemak tak jenuh ini akan stabil. Maka dapat terbentuklah ikatan rangkap 3 pada lemak tak jenuh, kemudian H yang terputus tadi akan berkaitan dengan OH menjadi air(H2O).

2.  Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspense sudah dibawa oleh air bersih. Sedangkan detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan.
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.

Non polar : CH3(CH2)16  (larut dalam miyak, hidrofobik, memisahkan kotoran non polar )
 Polar : COONa+  (larut dalam air, hidrofilik, memisahkan kotoran polar )

Proses penyabunan menggunakan pelarut organik bebas air disebut dengan dry cleaning. Proses pencucian secara dry clean berbeda dengan proses mencuci pada umumnya. Jika biasanya mencuci itu menggunakan sabun (deterjen) dan air, untuk proses dry clean tidak menggunakan air. Dry Clean biasa disebut juga dengan cuci kering. Namun pada pelaksanaanya, pencucian secara dry clean tidak benar-benar pencucian secara kering. Dalam proses dry clean memang tidak menggunakan air, akan tetapi menggunakan cairan solvent. Ada banyak sekali jenis solvent diantaranya alkohol, methanol, bensin, PCE dan lain sebagainya. Solvent yang sering digunakan dengan kualitas terbaik untuk proses pencucian secara dry clean adalah PCE (perchloroethylene).

Bahan kimia utama dalam Dry Clean adalah PCE ( Perchloroethylene) sejenis solvent yang digunakan khusus untuk pencucian linen, ada beberapa jenis solvent tetapi bukan digunakan untuk pencucian linen/kain, seperti methanol, ethanol, bensin, alkohol,dll. PCE merupakan bahan yang cocok digunakan dalam proses Dry Cleaning? Karena PCE lebih tidak mudah terbakar, dan paling mudah mengering tanpa meninggalkan bau, seperti zat-zat solven lainnya. Satu-Satunya Bahan Kimia yang dapat dan tepat digunakan dalam proses Dry Cleaning
.

      3.      Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.



Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam, dan umami. Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan oleh monosodium glutamate (MSG). Dan glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang difermentasi.

Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asan, dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglusus (saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum” yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya.dan “rasa pengacap khusus” yang menyangkut rasa yang khusus suatu makanan.

Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial kelima, sementara impuls bagian indra pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf cranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf cranial kesembilan,saraf glossofaringeal, membawa baik impuls perasaan umum maupun impuls perasaan khusus, dari sepertiga posterior lidah. Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman


      4.   Hormon Oksitosin diproduksi di hipotalamus, jauh di dalam otak kita, dan disimpan di hipofisis posterior, sang kelenjar utama, dan akan disekresikan secara pulsatil. Oksitosin disekresi dalam jumlah besar saat hamil, berfungsi untuk meningkatkan penyerapan nutrisi, mengurangi stres, dan menghemat energi dengan membuat ibu hamil lebih mudah  mengantuk.  Oksitosin juga menyebabkan rahim berkontraksi berirama.Kadar hormon oksitosin mencapai puncaknya saat persalinan dengan adanya stimulasi dari reseptor vagina akibat adanya peregangan saat bayi melewati vagina. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon ini menurun secara bertahap. Karena fungsi oksitosin dalam persalinan itu sendiri antara lain:
- Merangsang dan Meningkatkan kontraksi
- Mencegah perdarahan
- Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya

Gelombang Beta ( Waspada, Konsentrasi ) : Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

Gelombang Alpha ( Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi ) : Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.




Jika kita tinjau dari hormone oksitosin,  Hormone ini akan mengantarkan pesan / sinyal ke otak melalui Neurotransmiter. Dimana Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Sehingga  neuron pada otak berinteraksi menghasilkan gelombang listrik yang berupa gelombang otak alfa dan gelombang otak theta.
Dapat di contohkan hubungannya pada saat seorang ibu sudah melahirkan dan sebelum melahirkan pasti akan mengalami rasa cemas dan stres yang begitu tinggi, untuk menghilangkan rasa cemas dan strees tersebut dengan menggunakan fungsi hormon oksitosin. Bahwa fungsi hormone oksitosin yaitu sebagai neurotrasnmiter. Bagian yang menghubungkan satu neuron(sel saraf) dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinapsis dan post sinapsis. Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain. Neurotransmitter berhubungan dengan alpha dan tetha sehingga oksitosin berhubungan dengan alpha dan tetha. Neurotransmitter membawa membawa gelombang alpha dan tetha dimana fungsi dari alpha yaitu agar ketika proses persalinan tetap merasakan sehat dan segar sehingga ibu yang melahirkan akan tetap baik sedangkan tetha memiliki fungsi agar seorang ibu yang melahirkan mengalami mimpi secara sadar.

     5.  Karbohidrat berasal dari hidrat suatu karbon merupakan polihidroksi-aldehid (-C=O) polihidroksi–keton (-C-C=O(COH)  Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa polihidroksil yang mengikat gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Diketahui bahwa karbohidrat adalah senyawa kompleks yang terdiri dari atom C,H, dan O yang berupa monosakarida, disakarida, odan polisakarida dan berfungsi sebagai sumber tenaga dalam metabolisme.
Gugus karbonil dapat bertindak sebagai asam dan bereaksi nukleofil. Hal ini dapat terjadi karena gugus karbonil bersifat polar. Gugus karbonil dapat pula bertindak sebagai basa Lewis, meskipun kebasaannya 10 sampai 10 kali kurang basa dari pada nitrogen suatu amina.



Berdasarkan konsep teori asam -basa Brønsted–Lowry Sifat basa (-OH) pada sakarida ini dapat dilihat dari Sukrosa  yang termasuk golongan Disakarida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dan fruktosa. Glukosa bersifat asam karena melepaskan H+ dan fruktosa bersifat basa karena terdapat OH-, dimana dalam reaksi pembentukan sukrosa ini OH- pada fruktosa akan menarik H+ pada glukosa sehingga membentuk H2O.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar